Bertandang
Oleh: Dise Dalusari
Gadis melayu berbaju kurung, berwajah jelita.
Bujang pendatang nan gagah, berani mempersunting.
Tradisi, dan adat istiadat dijunjung bersama ilmu agama.
Niat baik berkunjung ke Rumah juwita, di malam terang.
Hati berbunga-bunga melalui perantara, dan Surat Cinta.
Restu diterima dengan usapan Dada, dan bernafas lega.
Selepas menjadi Imam, datang dan renungkanlah.
Sebanyak ingin diketahui, tidak melewati tengah malam.
Romansa masa lampau sebatas tatapan, dan sapaan.
Buah tangan dibawa bukan Bunga, dan Cokelat.
Hidangkanlah Gula, Buah, dan Kopi untuk dibuatkannya.
Saling menunggu diantara bilik, dan curian pandang.
Tubuh yang kaku, dan membeku, dicairkan suasana.
Keluarga berkumpul saling bercanda, dan tawa.
Sang ayah menepuk pundak, memanggil anak.
Sang dara bahagia, sambil memeluk ibunya.
Jambi, 7 Mei 2023
***
Rantau dan Tanjung
Oleh: Dise Dalusari
Pelabuhan Perdagangan, berlayar menuju penyebrangan.
Kain Sutra, dan benda pusaka terjual pada kaum bangsawan.
Dini hari saat malam purnama, menepi meneduhkan penat.
Menyusuri Tanjung, sanubari melaju ke arah gemuruh itu.
Senandung pantun, terdengar keras dari balik Tanah Tersirat.
Seorang puan bersama buah hati, di atas gendongan Kain Kafan.
Dikatakan tiada bersama anak zadah, yang dianggap kutukan.
Kampung halaman naik pitam, sang puan dibuang ke hilir.
Sumpah keramat, bersama hukum adat istiadat.
Perjanjian larangan pernikahan, karena seluhur.
Budak bebal, dan buta ilmu yang melanggar.
Terimalah runtuh, Tujuh turunan ketentuan alam.
Hidup tak cukup akan kekeringan, dan kedinginan.
Terasa iba Hati, berdiri di Akar jauh ke Pucuk.
Jangan bagak melawan pantangan, si pahit Lidah.
Demi cinta, yang melawan restu.
Jambi, 7 Mei 2023
Hara Jingga dan Hitam
Oleh: Dise Dalusari
Terlalu hara, tiada kabar dari bujangga.
Layu, kering, berbatu, dan tandus
Berdiri diantara jingga, dan hitam.
Terbelah diantara terang, dan kesepian.
Perubahan musim, dan sikapmu.
Sedingin harapan, sepanas pikiran.
Aku tanpa udara, lalu membeku.
Tersingkir, dan patah.
Kemarahan, dan kesedihan.
Berpulang mendalam!
Binasanya kemauan! Untuk temu.
Kita! Tidak tubuh, dan tidak mati.
Jambi, 7 Mei 2023
***
Puan Pulang
Oleh: Dise Dalusari
Hamba pulang, dan bercerita.
Tipu daya dunia, merenggut jiwa.
Disiksa, tak berdaya.
Derita, dan buruk sangka.
Di persimpangan!
Tuntuan, meraba jadi gila.
Di seberang!
Diskoria, meraja lela.
Rimba!
Setengah cahaya!
Tergenang nestapa!
Menghilang!
Suara hujan, dan peran.
Sang puan, meratap kesendirian.
Lemah, dalam lamunan cacian.
Ditembak mati! Lisan rendahan
Jambi, 7 Mei 2023
***
Gelombang Biru Benua
Oleh: Dise Dalusari
Batu yang terbelah, di antara kebesaranmu.
Suara keriuhan, dari ranting yang beradu.
Kepakan sayap, dan kicauan semesta.
Lautan saling bercengkrama, melewati benua.
Ombak yang melambung tinggi, dengan bijaksana!
Angin yang menyerangmu, dengan gagahnya!
Petir yang menyambar, dan menembus jiwamu!
Embun yang membutakanmu, dari kelabu.
Laut, dan Langit saling mengenggam.
Berbentuk gumpalan doa, yang berani.
Rintik-rintik rebas, yang turun ke daratan.
Memberikan kehidupan, dan senyuman.
Rasakan! Panggilan dari alam pelayaran!
Air yang mengalir, dari sela-sela jarimu.
Pasir putih, yang menguburi penyesalanmu!
Lupakan ratapanmu! Sambutlah surgamu!
Jambi, 7 Mei 2023
***
Dise Dalusari, Penulis yang berasal dari Kabupaten Bungo, Jambi. Alumni Mahasiswi Ilmu Hadis, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Ia mendirikan komunitas Penulis dan Seniman Titan Arum di Kabupaten Bungo, Jambi. Ia berhasil mendapatkan Juara 1 Lomba Cipta Puisi Nasional L.Writerfest, dan Penulis Terpilih Lomba Cipta Puisi Internasional CV EMN, aktif menulis di Media Online Galerijambi.com, Literasikalbar.com, Sumenepnews.com maupun Media Cetak Jambi Harian Ekspres Edisi 28 Oktober 2022, Radar Tuban Edisi 4 Februari 2023, dan Radar Kediri Edisi 18 Maret 2023. Jejak bisa ditemukan di akun Instagram @disedalu.
Tidak ada komentar
Silahkan Berkomentar Tanpa Menyinggung SARA atau SPAM ya.